Dewasa ini banyak sekali berbagai macam mitos yang berkembang di masyarakat. Dan tidak ketinggalan juga adanya berbagai macam mitos seputar bayi. Namanya juga mitos, ada yang benar dan tidak sedikit yang kurang benar. Kebenaran suatu mitos harus diuji dahulu dalam kacamata ilmiah.
Kali ini, seputarbayidananak mencoba untuk merangkum berbagai macam mitos seputar bayi yang berkembang di masyarakat pada umumnya:
1. Bedong Membuat Kaki Tidak Bengkok
Konon menurut orang tua jaman dahulu, cara yang ampuh untuk meluruskan kaki bayi yang bengkok adalah dengan cara di bedong. Bedong juga dapat mencegah bayi masuk angin, dapat tidur nyenyak dan tidak kagetan. Apalagi apabila bedong dilakukan secara kuat atau istilahnya "Bedong Lontong".
Menurut fakta illmiah, antara kaki bengkok dan teknik bedong tidak ada hubungannya sama sekali. Pada umumnya kaki bayi memang bengkok, seiring dengan waktu dan kuatnya tulang bayi dan kian besarnya keinginan bayi untuk berjalan, kaki anak akan lurus dengan sendirinya. Perkembangan tersebut adalah perkembangan fisiologis.
Dan juga anggapan bahwa dengan bedong, bayi tiak kagetan tentunya juga tidak benar. Perlu diingat bahwa kaget bayi saat tidur adalah gerak refleks moro dan itu wajar terjadi. Sekalipun dia dibedong, refleks moro tetap akan terjadi. Hanya saja tidak kelihatan karena tertahan oleh bedong.
Lain halnya dengan mitos bahwa bedong bisa mencegah masuk angin bayi dan bisa membuat tidur nyenyak, hal itu memang benar karena dengan di bedong, bayi seperti dipeluk dan merasa nyaman dan hangat. Asalkan bedong dilakukan secara longgar tidak akan jadi masalah, tapi jika bedongnya terlalu kuat, dikhawatirkan bisa menghambat gerakan bayi dan membuatnya susah bernafas karena tertekan.
2. Gurita Mencegah Perut Buncit dan Pusar Bodong
Menurut dr. Adi Tagor, SpA, DPH dari RS Pondok Indah, Jakarta, mitos ini kurang tepat karena memang semua bayi perutnya lebih besar daripada dada. Semakin bertambahnya usia bayi, perut akan kelihatan mengecil.
Begitu juga dengan mitos pusar bodong. Tanpa gurita pun, pusar bayi pun lama-kelamaan akan masuk ke tempatnya. Sebaiknya kalau memang bakatnya bodong, sekalipun memakai gurita, akan tetap saja akan bodong. Gurita sebaiknya tidak dipakai karena bisa membuat anak tertekan khususnya di bagian limpa, jantung, lever dan juga membuat bayi susah bernafas.
3. Jangan Keluar Rumah Sebelum 40 Hari
Hal ini memang terbukti benar karena dalam ilmu kedokteran pun diakui. Alasannya daya tahan tubuh bayi yang baru lahir masih sangan rendah, malah hampir tidak ada. Jadi kalau ada kuman atau virus yang masuk ke tubuhnya, bayi bisa langsung sakit.
4. Rambut Digundul Agar Jadi Tebal
Dalam hukum biologi, sesuatu yang tumbuh seperti halnya rumput atau daun, jika dipangkas untuk selanjutnya akan tumbuh lebih cepat. Begitu juga dengan rambut. Jadi, mitos ini ada benarnya. Hanya saja yang perlu diketahui, sekalipun tidak digunduli, rambut bayi bisa saja tumbuh tebal kalau memang rambutnya berbakat tebal.
5. Ari-ari Harus Dikubur
Kepercayaan yang satu ini secara medis tidak ada hubungannya dengan kesehatan atau perkembangan maupun pertumbuhan bayi. Jadi secara medis, kalaupun ari-ari dibuang begitu saja tidak akan ada masalah.
Hanya saja, Adi pun menganjurkan agar ari-ari atau plasenta itu tidak dibuang begitu saja. Takutnya, ada orang yang akan menyalahgunakan ari-ari dan plasenta ini untuk berbagai tujuan. Asal tahu saja, pada ari-ari dan tali pusat terdapat jaringan yang bisa dijadikan bahan dasar kosmetik. Selain itu, dalam plasenta maupun tali pusat terdapat stem cell, yang merupakan bibit kloning paling sempurna untuk membuat manusia baru. Tidak heran jika di negara-negara maju sudah dibuat undang-undang yang melarang penggunaan stem cell sebagai bibit kloning.
6. Menjemur Bayi di Bawah Matahari Bisa Menghilangkan Kuning dan Menguatkan Tulang
Selain bisa menghilangkan kuning, banyak yang beranggapan menjemur bayi juga akan membuat tulang bayi jadi semakin kuat.
Hal itu memang benar. Namun sebenarnya tidak berlaku untuk negara kita yang berada di daerah khatulistiwa, di mana pantulan sinar matahari dari tembok sudah overdosis untuk mengubah pro-vitamin D di kulit menjadi vitamin D.
Jadi, cukup punggungnya saja yang sudah ditelanjangi untuk dijemur. Waktunya pun sebaiknya sebelum jam 9 pagi, di mana sinar biru yang terdapat pada sinar matahari masih ada. Sinar biru ini bisa membantu lever menurunkan kadar bilirubin.
Namun, jangan sampai sinar matahari menerpa langsung mata anak, karena bisa merusak retinanya. Pun, jika kuningnya telah hilang, anak tidak usah dijemur lagi. Bisa-bisa, anak malah terkena kanker kulit. Jika bayi tidak kuning, ia tidak perlu dijemur seperti ini.
7. Menjemur Pakaian Bayi Jangan Lewat Maghrib
Konon, kebiasaan itu akan membuat bayi cepat sakit, khususnya sakit kulit. Secara medis sebenarnya kepercayaan itu ada benarnya, meskipun tidak secara langsung. Sore hari menjelang Maghrib adalah waktu keluarnya binatang kecil (serangga) dan polen (serbuk sari bunga).
Nah, jika baju anak masih di luar, ada kemungkinan serangga dan polen akan menempel di baju tersebut, sehingga saat dipakai akan menimbulkan gatal-gatal di kulit. Namun biasanya keluhan ini hanya berlaku bagi anak yang alergi.
8. Embun Pagi di Rumput Dapat Membuat Anak Cepat Berjalan
Hal ini memang diakui ada benarnya, walaupun hanya berdampak sedikit. Embun pagi memang bisa merangsang saraf-saraf tekan motorik yang ada di telapak kaki anak yang nantinya akan diteruskan ke otak. Saat kakinya diletakkan di atas rumput, anak akan merasa nyaman seperti dipijat dan itu akan memancingnya untuk melangkah.
Jadi, kalau di Jawa terdapat upacara injak tanah untuk mengantar bayi belajar melangkah, maka hubungannya dengan perkembangan motorik memang ada.
9. Simpanlah Kitab atau Barang Suci di Dekat Tempat Tidur Bayi
Dengan begitu, katanya, bayi akan lebih tenang, serta bisa menjadi anak yang saleh dan baik, selain juga dijauhkan dari pengaruh buruk makhluk jahat. Secara medis, menurut Adi, menaruh kitab atau benda suci di dekat bayi tidak ada hubungannya dengan kondisi bayi. Namun, secara spiritual mungkin saja. Itu pun, lebih kepada pengamalan isi kitab sucinya.
Jadi akan lebih bermanfaat bila dibaca dan dijalankan, bukan sekadar diletakkan di dekat tempat tidur bayi.
10. Mengulum Bibir Pertanda Mau Tumbuh Gigi
Memang betul, itulah ciri anak akan tumbuh gigi. Namun, jika demam yang menyertai proses tumbuh gigi ini malah dikatakan akibat bayi melihat makhluk halus, itu sama sekali tidak benar.
11. Mencret Pertanda Bayi Akan Jadi Pintar
Hal ini, menurut Adi, secara medis bisa dibenarkan. Pasalnya, mencret bisa disebabkan oleh timbulnya enzim-enzim baru yang gunanya meningkatkan penyerapan zat gizi dari makanan. Penyerapan zat gizi itulah yang membuat anak pintar.
12. Anak Selalu Main Ludah Pertanda Rambut Ibu Akan Rontok
Kepercayaan ini sama sekali tidak benar. Main ludah dari segi medis justru menjadi pertanda baik, yaitu tubuh anak menyimpan cukup cairan. Demikian pula jika anak ngeces (air liurnya turun). Malah, yang harus dipertanyakan dan diperiksa adalah jika anak tidak main ludah dan tidak ngeces.
13. Bayi Rewel Saat Maghrib Pertanda Melihat Makhluk Gaib
Saat senja atau maghrib sebetulnya sedang terjadi pergantian cuaca, angin, suhu, dan kelembapan atau istilahnya sedang terjadi circadian rhythm. Nah, karena bayi masih sangat sensitif terhadap kejadian alam, maka tak jarang ia merasa tidak nyaman dengan perubahan itu.
Hal ini ditunjukkan dengan cara menangis.Akibat bayi sering rewel di waktu tersebut, para orang tua lalu melarang anak-anak dibawa keluar rumah saat maghrib atau saat sedang pergantian dari sore menuju maghrib, dan sesudah maghrib sebelum Isya.
14. Anak yang Korengan Pertanda Ada Bajunya yang Terbakar
Hal ini tidak ada hubungannya sama sekali. Yang jelas, pada tubuh kita, terlebih bayi, terdapat beribu-ribu kuman. Nah, mungkin saja saat daya tahan tubuhnya lemah, ada sebagian kecil kulitnya yang terbuka dan dimasuki kuman. Dari situ, terjadilah korengan.
15. Popok atau Baju Bayi yang Terlalu Lama Direndam Akan Membuat Bayi Masuk Angin
Ini sama sekali tidak ada hubungannya. Namun, masuk angin mungkin terjadi jika baju atau popok yang dipakai anak memang masih lembap. Oleh karena itulah baju/popok/celana yang akan kita kenakan pada anak harus benar-benar kering.
16. Jidat Jenong Pertanda Anak Pintar
Besar ukuran kepala, jidat jenong, maupun rambut sulah (jidat atas tidak tertutup rambut) diyakini sebagian masyarakat sebagai ciri anak pintar. Menurut Adi, hal ini sama sekali tidak ada hubungannya.
Mitos-mitos di atas mungkin sudah banyak berkembang di masyarakat pada umumnya. Semua dari kebenaran di atas tentunya harus diuji dulu melalu penelitian ilmiah agar 16 Mitos Seputar Bayi yang Berkembang di Masyarakat dapat menjadi pembelajaran buat orang tua.a
Terima kasih Anda telah membaca tentang
Judul: Inilah 16 Mitos Seputar Bayi yang Berkembang di Masyarakat
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 pembaca
Ditulis Oleh Unknown
Semoga informasi Inilah 16 Mitos Seputar Bayi yang Berkembang di Masyarakat bisa memberikan manfaat bagi Anda. Jangan lupa komentar Anda bila ingin bertanya. Salam Sukses
Judul: Inilah 16 Mitos Seputar Bayi yang Berkembang di Masyarakat
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 pembaca
Ditulis Oleh Unknown
Semoga informasi Inilah 16 Mitos Seputar Bayi yang Berkembang di Masyarakat bisa memberikan manfaat bagi Anda. Jangan lupa komentar Anda bila ingin bertanya. Salam Sukses
0 comments:
Post a Comment